DEFINISI PEKERJAAN SOSIAL
Berikut ini adalah beberapa definisi pekerjaan sosial
menurut para ahli :
1. Allen Pincus dan Anne Minahan
Pekerjaan sosial berurusan dengan
interaksi antara orang-orang dan lingkungan sosial, sehingga mereka mampu
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan, dan mewujudkan
aspirasi dan nilai-nilai mereka.
2. Max Siporin
Pekerjaan sosial didefinisikan
sebagai metode institusi sosial untuk membantu orang-orang guna mencegah dan
menyelesaikan masalah sosial dengan cara memperbaiki dan meningkatkan
keberfungsian sosialnya.
3. Friedlander, Walter A. dan Apte,
Robert Z.
Pekerjaan sosial adalah pelayanan
profesional yang didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan ilmiah guna
membantu individu, kelompok, maupun masyarakat agar tercapainya kepuasan
pribadi dan sosial serta kebebasan.
4. Charles Zastrow
Pekerjaan sosial adalah aktivitas
profesional untuk membantu individu, kelompok atau komunitas guna meningkatkan
atau memperbaiki kapasitasnya untuk berfungsi sosial dan menciptakan kondisi
masyarakat guna mencapai tujuan-tujuannya.
5. Leonora Scrafica-de Guzman.
Pekerjaan sosial adalah profesi yang
bidang utamanya berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang
terorganisasi, dimana tujuannya untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi dalam
penyesuaian diri secara timbal balik dan saling menguntungkan antar individu
dengan lingkungan sosialnya, melalui penggunaan metode-metode pekerjaan sosial.
PERSPEKTIF DESTIAN YUDOYOKO MENGENAI PENGERTIAN PEKERJAAN SOSIAL
Jadi, dari beberapa definisi yang di kemukakan oleh para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa Pekerjaan Sosial merupakan pekerjaan profesional yang memiliki pengetahuan, kemampuan, serta nilai etika yang baik dalam memberikan pelayanan terorganisir baik itu kepada individu, kelompok, maupun masyarakat pada umumnya, dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri dan menciptakan kesejahteraan sosial secara menyeluruh.
- Ketidakmampuan individu atupun patologi yang membuat seseorang sulit menjalankan tuntutan lingkungannya.
- Ketidakmampuan lingkungan yang di bawah kemampuan individu untuk mnyesuakan diri.
- Ketidakmampuan personal dan situasional.
Disfungsi sosial tersebut dapat diatasi dengan tiga
bentuk intervensi, yaitu:
- Intervensi yang dilakukan melalui individu.
- Intervensi yang dilakukan melalui situasi atau lingkungannya melalui penyediaan fasilitas dan pelayanan, serta.
- Intervensi melalui individu dan juga lingkungannya.
DEFINISI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
1. Gertrude Wilson:
“Kesejahteraan sosial merupakan
perhatian yang terorganisir dari semua orang untuk semua orang”.
2. Walter Friedlander
“Kesejahteraan sosial merupakan
sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial yang dirancang
untuk membantu individu atau kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan
kesehatan yang lebih baik”.
3. Elizabeth Wickenden
“kesejahteraan sosial termasuk di
dalamnya peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin
atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari
masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat”.
4. Pre-conference working committee for
the XVth International Conference of Social Welfare
“Kesejahteraan sosial adalah
keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan taraf hidup mayarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya
tercakup kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam
masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan
pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan lain sebagainya”.
PERSPEKTIF DESTIAN YUDOYOKO MENGENAI PENGERTIAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Jadi, dari beberapa Definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu pelayanan yang diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat dimana bertujuan untuk mengembangkan serta meningkatkan taraf hidup manusia manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi dan spiritual. Selain itu kesejahteran sosial dianalogikan sebagai kesehatan jiwa yang dapat dilihat dari empat sudut pandang yaitu sebagai keadaan, ilmu , kegiatan, dan gerakan.
Dalam kaitannya kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu, ilmu kesejahteraan sosial diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mengembangkan metodologi (termasuk aspek strategi dan teknik) untuk menangani berbagai macam masalah sosial, baik di tingkat individu, kelompok, keluarga, maupun masyarakat (baik lokal, regional maupun internasional).
Munculnya ilmu kesejahteraan sosial tidak bisa dilepaskan dari kajian sejarah pekerjaan sosial sebagai cikal bakal adanya ilmu kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial yang berawal dari praktik-praktik para relawan mempunyai sekolah khusus untuk pertama kalinya yang diprakarsai oleh Marry Richmond. Selanjutnya dengan meluasnya masalah-masalah sosial yang timbul maka perlu adanya kajian yang lebih luas dibandingkan kajian dalam pekerjaan sosial sehingga muncullah ilmu kesejahteraan sosial yang menggabungkan berbagai ilmu yang lebih banyak daripada pekerjaan sosial. Seperti sudah dikatakan di atas bahwa ilmu kesejahteraan sosial juga mencakup penyelesaian masalah internasional yang berupa kebijakan dan peraturan perundangan.
HUBUNGAN PSIKOLOGI, PEKERJAAN SOSIAL & ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Sebagai sebuah ilmu yang memiliki tujuan utama menciptakan masyarakat yang sejahtera, diperlukan adanya suatu usaha kesejahteraan sosial untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Arthur Dunham , untuk mencapai peningkatan kualitas hidup melalui usaha kesejahteraan sosial, dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas hidup di bidang kehidupan anak dan keluarga, bidang kesehatan, kemampuan adaptasi dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, dll.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dilihat bahwa usaha kesejahteraan sosial harus memperhatikan berbagai unsusr dari kehidupan sosial manusia, yaitu individu, kelompok, komunitas, ataupun unit sosial yang lebih luas.
Ilmu pekerjaan sosial sendiri pada intinya merupakan himpunan bagian dari ilmu kesejahteraan sosial, atau dapat pula dikatakan bahwa ilmu kesejahteraan sosial adalah perluasan dari ilmu pekerjaan sosial.
1. Membuat pekerja sosial mampu
memahami konteks sosial dan politik dari pekerjaannya.
2. Memberikan keterampilan untuk
melakukan penilaian dan keterampilan untuk melakukan terapi.
3. Mempertimbangkan pengetahuan
teoritis mengenai perkembangan manusia, interkasi sosial, dan luas lingkup
disiplin profesionalnya sendiri serta displin professional lain.
1. Isu-isu praktis dan teoritis
mengenai keterampilan wawancara, keterampilan melakukan penilaian, dan
ketrampilan melakukan terapi.
2. Perkembangan dan interkasi manusia.
3. Ruang lingkup psikologi terapan yang
mendukung pekerjaan soisal dan berbagai layanan kesejahteraan lainnya.
Dua alasan utama pendekatan ini diadaptasi oleh
profesi pekerjaan sosial:
1. Teori psikodinamik secara jelas
mengarah pada pemahaman proses emosional dan psikologis yang terjadi pada
kehidupan individu dan saat mereka berinteraksi.
2. Alur psikologi secara keseluruhan
tidak menunjukkan minat secara utuh dalam memberikan sumbangan terhadap
pembentukan teori pekerjaan sosial atau pelatihan pekerjaan sosial.
Menurut Kurt Lewin dan Sigmund Freud pandangan dasar dari teori psikodinamika umumnya menggambarkan adanya kekuatan yang mempengaruhi dinamika perilaku seseorang. Perbedaan yang mendasar dari pandangan Lewin dan Freud terlihat dari kekuatan yang mendorong perilaku seseorang. Freud lebih memfokuskan pada aspek dalam diri seseorang sedangkan lewin lebih menekankan kekuatan dari luar diri seseorang yang mempunyai nilai positif dan negative terhadap individu walaupun lewin mengakui adanya dinamika dalam diri individu akibat kekuatan dari unsur yang dalam diri individu.
Walaupun pada awalnya bidang pekerjaan sosial (terutama intervensi mikro) lebih terfokus pada pandangan psikodinamika, dalam pertimbangannya pendekatan psikologi yang lain mulai mendapat perhatian dari bidang pekerjaan sosial maupun ilmu kesejahteraan sosial dalam upaya mengembangkan bidang pekerjaan sosial secara lebih utuh. Menurut Paula Nicolson dan Rowan Bayne, pendekatan psikologi yang dapat diterapkan dibidang pekerjaan sosial adalah sebagai berikut:
1. Ketrampilan yang berkaitan dengan
kemampuan menjalin hubungan dengan individu, kelompok, atapun individu dalam
kelompok
2. Pendekatan yang terkait dengan isu
perkembangan, hubungan antar individu, maupun kehidupan sosial yang terkait
dengan relasi antara pekerja sosial dengan klien
3. Pemahaman tentang konteks dalam
pekerjaan sosial di tingkat mikro maupun makro
Selain itu materi psikologi memberikan sumbangan bagi penelitian di bidang kesejahteraan sosial berupa metode kulitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Hal ini berarti memberikan alternatif dan variasi tambahan dibandingkan dengan masukan dari disiplin kesehatan masyarakat, sosiologi, maupun antropologi. Psikologi juga membantu pengembangan kemampuan organisasi dan administrasi lembaga kesejahteraan sosial serta kepemimpinan dalam lembaga nirlaba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar