A.
Analisis Masalah Kesejahteraan Sosial.
1. Deskripsi PPKS Masyarakat yang Menjadi Korban Bencana
Alam Banjir
a. Analisis Umum
Pelaksanaan praktikum I mahasiswa Program Diploma IV
Pekerjaan Sosial Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung yang
dilaksanakan mulai dari tanggal 24 April 2013 sampai dengan tanggal 11 Juli
2013 yang berlokasi di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat dilakukan selama
48 jam/minggu, selama 1 semester (4 bulan / 16 minggu) dengan menggunakan sistem full time base. Pada praktikum I ini mahasiswa difokuskan
pada pengenalan dan pemahaman masalah, potensi dan sumber serta kebijakan dan
program kesejahteraan sosial yang ada dimasyarakat Kelurahan Cijerah
Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan hasil pendataan dan observasi yang di lakukan
praktikan selama kegiatan praktikum I di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon
Kota Bandung, bahwasannya praktikan menemukan ada 19 (Sembilan Belas) jenis
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). PPKS tersebut diantaranya adalah
Anak dengan Kedisabilitasan, Penyandang Cacat, Fakir Miskin, Anak Terlantar, Perempuan
Rawan Sosial Ekonomi, Lansia Terlantar, Korban Bencana Alam, Pemulung, Balita
Terlantar, Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan, Rumah Tidak Layak Huni,
Penyakit Kronis, Anak Jalanan, Tuna Susila, Gelandangan, Pemulung, Kalompok
Minoritas, Pengemis, dan Korban Penyalahgunaan NAPZA.
Korban Bencana Alam pada umumnya merupakan
peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi kehidupan manusia misalnya
seperti gempa bumi, letusan gunung merapi, kekeringan, banjir, tanah longsor,
dan sebagainya. Karakteristiknya sendiri yaitu seseorang atau sekelompok orang
yang mengalami korban jiwa, manusia, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. (Peraturan Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012). Mengenai permasalahan Bencana
sendiri diatur dalam UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 Tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Dari
hasil observasi yang dilakukan oleh praktikan
terhadap PPKS Korban Bencana Alam
Banjir di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon, terdapat 23 Kepala Keluarga
(KK) yang
menjadi Korban Bencana Alam Banjir, dan masing-masing terdapat di empat RW yang berbdeda yaitu di RW 05 (8
orang), 06 (2 orang), 08 (1 orang), dan 09 (12 orang).
Dampak
yang ditimbulkan sendiri yaitu
kerugian berupa harta benda, misalnya saja barang-barang elektronik (TV,
Kulkas, Mesin Cuci, dan sebagainya), kemudian merusak kondisi fisik bangunan
rumah misalnya saja pintu rumah menjadi lapuk dan keropos, cat rumah menjadi luntur, tembok
rumah menjadi pecah-pecah, dan mudah berlumut.
Faktor penyebab Bencana Alam Banjir yang terjadi di Kelurahan
Cijerah hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan misalnya saja
tidak membuang sampah di sembarang tempat, apabila masyarakat tidak mampu untuk
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan maka efek yang ditimbulkan adalah
banyaknya tumpukan sampah yang berada di setiap tempat misalnya saja di aliran
dan bantaran sungai yang terdapat di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon,
kemudian curah hujan yang sangat tinggi dan hal ini tidak dapat diprediksi
setiap tahunnya kapan terjadi untuk di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung
Kulon, serta adanya banjir kiriman dari daerah lain misalnya saja dari daerah
Dago, Lembang, dan sebagainya. Mengenai bantuan dari pemerintah sampai saat ini
menurut PPKS hanya berupa Kirmil dari P2KB (Percepatan Pembangunan Kelurahan
Bermartabat). Kirmil disini merupakan tanggul sementara yang bersifat tidak
permanen untuk dapat mengantisipasi Bencana Banjir.
b. Analisis Secara
Khusus
Sebagaimana dari hasil observasi yang telah dilakukan
oleh praktikan terhadap PPKS
Korban Bencana Alam Banjir di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon, bahwasannya terdapat 23 Kepala Keluarga
(KK) yang
menjadi Korban Bencana Alam Banjir, dan masing-masing terdapat di empat RW yang berbdeda yaitu di RW 05 (8
orang), 06 (2 orang), 08 (1 orang), dan 09 (12 orang).
Disini praktikan tertarik untuk memahami dan
mengidentifikasi salah satu jenis
permasalahan Korban Bencana Alam Banjir yang terdapat di RW. 09 RT. 04 Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon. Alasan
praktikan sendiri mengapa mengambil permasalahan ini di RW. 09 RT. 04 Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon, hal ini dikarenakan praktikan menganggap bahwa permasalahan PPKS
Korban Bencana Alam Banjir yang terdapat di RW. 09 RT. 04 Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon sangat banyak
dibandingkan dengan RW lainnya dan juga pemukiman mereka sangat rawan terhadap
bencana banjir.
Untuk memperdalam informasi mengenai Korban Bencana Alam
Banjir yang terdapat di RW. 09 RT. 04 Kelurahan Cijerah Kecamatan
Bandung Kulon, praktikan menetapkan satu sampel penduduk
RW. 09 RT. 04 yang berinisial “IS” untuk diwawancarai seputar bencana banjir
yang sempat melanda RW. 09 RT. 04 Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon belakangan ini.
1. Identitas Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial (PPKS)
a. Nama :
“IS”
b. Jenis Kelamin :
Laki-laki
c. Umur :
37 tahun
d. Pendidikan Terakhir :
S.1 (Sarjana)
e. Status Perkawinan :
Menikah
f. Tanggungan :
2 orang
g. Agama :
Islam
h. Alamat :
Kampung Sayuran, Gang Manunggal 2 C, RW.09 RT. 04, Kelurahan Cijerah Kecamatan
Bandung Kulon
2. Latar
Belakang Masalah
Kelurahan
Cijerah secara administratif termasuk dalam Kecamatan Bandung Kulon Kota
Bandung Provinsi Jawa Barat. Dimana wilayah Kelurahan Cijerah ini dapat
dikategorikan sebagai salah satu wilayah dataran rendah diantara kelurahan yang
berada di Kecamatan Bandung Kulon. Sebagian Rukun Warga (RW) yang terdapat di
Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon bertempat tinggal dekat dengan
bantaran sungai yang rawan akan terjadinya bencana banjir, misalnya di RW. 05,
06, 08, dan 09.
Permasalahan
bencana apapun bentuk dan skalanya selalu mendatangkan kesengsaraan bagi umat
manusia. Dengan kemajuan pengetahuan dan tekhnologi sekrang, kemungkinan
terjadinya bencana alam telah dapat diperkirakan, namun waktu kedatangnya yang
tiba-tiba menyebabkan terpuruknya kehidupan manusia dalam waktu seketika.
Demikian pula dengan bencana alam banjir yang bisa datang secara mendadak.
Keadaan semacam itu akan semakin parah jika kesiapsiagaan pemerintah maupun
masyaraakat dalam mengantisipasi bencana sangat minim. Banyak orang yang
terkena dampak dari bencana seperti meninggal dunia, menjadi cacat, menderita
sakit, kehilangan harta benda, menjadi pengungsi, dan mengalami perubahan
hidupnya baik secara fisik maupun sosial yang bisa terjadi dalam jangka
waktu panjang.
“IS” merupakan
salah satu kelompok yang paling rentan diantara para korban banjir lainnya,
sejak bencana banjir besar yang terjadi pada tahun 2009 kemarin telah banyak
merenggut seluruh harta benda, tempat tinggal, dan lain sebagainya. “IS”
merupakan orang tua dan sekaligus kepala keluarga dikeluarganya, beliau
sekarang sudah berusia 37 tahun dan masih memiliki 1 tanggungan hidup yang
harus disekolahkan. Kondisi keluarga “IS” juga bisa dikategotikan sebagai keluarga menengah menurut penuturan
“IS” ia hanya berprofesi sebagai karyawan swasta disalah satu pabrik yang
berada di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon. Semenjak terjadinya banjir
kegiatan untuk bekerja sedikit agak terganggu, hal inipun mempengaruhi
penghasilan yang diperoleh oleh “IS”.
“IS” memiliki
rumah sendiri dan tinggal bersama istri dan anaknya, untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari “IS” bertumpu pada gaji yang diperoleh dari bekerja
sebagai karyawan di salah satu pabrik yang terdapat di Kelurahan Cijerah
Kecamatan Bandung Kulon.
Keseharian
“IS” sebagai kepala keluarga tentu harus bertanggungjawab untuk menafkahi sanak
keluarganya, walaupun ditopang dengan gaji yang dimiliki “IS” juga masih mendapatkan
sedikit hambatan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya setiap. hari , misalnya saja melalui kebutuhan yang
tidak terduga.
3. Gejala Masalah
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
praktikan dengan keluarga Korban Bencana Alam Banjir dapat diketahui gejala
masalahan yang timbul dan dialami oleh “IS” diantaranya :
a. Ketidakmampuan “IS” dalam mengakses sistem sumber dalam
upaya mengatasi penaggulangan banjir, dikarenakan hal ini sulitnya“IS” dalam
mengakses pelayanan yang ada pada pemerintah, swasta, maupun lingkungan
masyarakat.
b. Munculnya rasa kecemasan dan kekhawatiran “IS” terhadap
bencana banjir yang hampir setiap tahun melanda di Kelurahan Cijerah Kecamatan
Bandung Kulon khususnya di area dimana PPKS tinggal.
4. Dinamika Keberfungsian PPKS
a. Keberfungsian Fisik
Kondisi fisik “IS” normal dan
lengkap tidak ada perubahan kondisi fisik maupun penyakit seperti penyakit
kulit, diare, dan penyakit serius lainnya. Dari korban bencana alam banjir
tersebut. Hanya ketika terjadi bencana banjir dulu, lingkungan, material, dan
lain-lain habis terbawa arus banjir, dan “IS” pun tidak bisa melakukan
aktivitasnya sebagai pekerja karyawan di salah satu pabrik yang brada di
Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon.
b. Keberfungsian Psikologis/Emosional
Menurut
penuturan “IS” yang menjadi catatan adalah ketika saat praktikan melakukan
wawancara ada rasa trauma yang kerap muncul diperkirakan “IS” ketika bencana
alam banjir dimana pada tahun 2009 yang
merupakan bencana banjir yang terbesar yang pernah terjadi menyebabkan “IS”
merasa cemas dan ketakutan jika sewaktu-waktu banjir tersebut terulang kembali.
Selain itu ada perasaan yang sedih di tunjukkan oleh “IS” disaat menceritakan
kehilangan harta benda yang dimiliki.
Selain itu
“IS” menyesali tidak ada bantuan dan ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah
terhadap harta benda mereka yang hilang, “IS” membangun dengan menggunakan dana
pribadi yang seadanya dan bantuan swadaya masyarakat, ditambah tidak adanya
tanggapan dari pemerintah/aparat kelurahan setempat.
c. Keberfungsian Intelektual
Tingkat
pendidikan “IS” sendiri yaitu S.1 (Sarjana) sehingga beliau banyak mengetahui
atas pertanyaan yang diberikan oleh praktikan. Berdasarkan penuturan “IS”
dimana ketika banjir dulu terjadi “IS” banyak mengetahui tentang bekal ilmu dan
keterampilan mengenai kesiap siagaan dalam penanggulangan bencana banjir.
d. Keberfungsian Sosial
1. Hubungan PPKS
dengan Keluarga
Dalam sosialnya “IS” memiliki
hubungan yang terjalin dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya baik hubungan
dengan sesama anggota keluarga menjadikan “IS” selalu merasa nyaman dan aman.
2. Hubungan PPKS
dengan Masyarakat
Hubungan “IS” dengan masyarakat
RW.09 RT. 04 Keluarahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon cukup baik ketika
menghadapi banjir yang datang masyarakat setempat saling bahu membahu dalam
memberikan pertolongan dan bantuan swadaya masyarakat bagi “IS” yang menjadi
salah satu korban bencana alam banjir. Meskipun bantuan yang diberikan kepada
“IS” belum mampu menggantikan kerugian secara keseluruhan dari total kerugian yang
dialami, namun dengan adanya tindakan tersebut dapat disimpulkan bahwa secara
tidak langsung perhatian dan tanggungjawab yang diberikan masyarakat kepada
“IS” itu ada.
e. Keberfungsian Ekonomi
Dilihat dari
kondisi ekonomi keluarga “IS” pada saat bencana alam banjir terjadi penghasilan
yang diperoleh jadi tidak stabil, untuk mengatasi ketidakstabilan penghasilan
tersebut “IS” mencari pinjaman kesanak sanak saudaranya yang terdekat, hal ini
dilakukan oleh “IS” untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
f. Kondisi Tempat Tinggal
Kerusakan yang
paling parah terjadi pada bencana alam banjir tahun 2009, dimana ketinggian air
hampir mencapai 2 meter. Sehingga kerugian yang dialami oleh keluarga “IS”
yaitu terjadinya kerusakan cat dinding baik didalam maupun diluar rumah,
kehilangan perabotan rumah tangga, terjadinya pengkroposan terhadap properti
rumah seperti lemari, pintu, meja, dan lain-lain.
g. Kondisi Kesehatan
Kondisi
kesehatan yang dialami “IS” ketika peristiwa banjir yang terjadi di tahun 2009
yaitu “IS” merasa tidak cukup baik dikarenakan PPKS disaat masih bergelut
dengan banjir mereka rentan terhadap penyakit seperti rentannya “IS” terkena
penyakit kulit, diare, hingga sampai penyakit nyamuk demam berdarah.
5. Fokus
Masalah
a.
Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap PPKS serta warga
sekitar, dan ketua RT setempat, praktikan dapat menyimpulkan bahwa yang menjadi
fokus masalah Korban Bencana Alam Banjir khususnya “IS” yaitu “Ketidakmampuan
“IS” dalam mengakses sistem sumber dalam upaya mengatasi penaggulangan banjir, baik
yang terdapat pada pemerintah, swasta,
maupun lingkungan masyarakat”.
6. Faktor Penyebab
Masalah
Berdasarkan
pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan praktikan terhadap “IS” bahwa
faktor penyebab bencana banjir di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon
yaitu dikarenakan adanya pendangkalan dan penyempitan saluran kali cijerah
sehingga tidak dapat dihindarkan, ketika hujan deras yang mengguyur Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon selama beberapa jam saja dapat memicu
terjadinya banjir. Hal ini dikarenakan daya tampung dari kali cijerah sendiri
sudah tidak seimbang dengan debit air yang masuk. Setiap tahun terjadi selama
semusim penghujan berlangsung, dilihat secara geografis kawasan RW.09 RT. 04
Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon merupakan kawasan yang rawan terhadap
banjir.
Berdasarkan
data lapangan yang diperoleh praktikan, kawasan yang rutin menjadi konsentrasi
banjir adalah RW. 05, 06, 08, dan 09. Selain itu kondisi ekologis kali cijerah
yang semakin memprihatinkan, indikator kondisi ini dapat ditunjukkan beberapa
sebab, yaitu terjadinya pendangkalan kali dimana yang semulanya 5 meter menjadi
1 sampai 2 meter saja, berkurangnya kawasan resapan air di daerah tangkapan air
atau kawasan lindung dan pendirian pabrik-pabrik yang berada di sekitar
Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon, terjadinya pengendapan dan
penyumbatan kali cijerah oleh tumpukan sampah-sampah penduduk maupun industri,
dan lain sebagainya.
Hasil
pengamatan yang dilakukan oleh praktikan menunjukkan bahwa begitu banyak dampak
yang ditimbulkan oleh bencana banjir baik secara fisik, ekonomi, ekologis,
sosial, psikologis, dan budaya yang dialami oleh para korban, juga dampak yang
ditimbulkan banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh
warga yang terkena banjir. Secara fisik dampak banjir menimbulkan rusaknya dan
kurangnya fungsi sarana fasilitas umum seperti rumah, jalan, jembatan, ataupun
tanggul serta fasilitas sosial seperti sekolah, masjid, musolah, dan
sebagainya. Secara ekonomi, banjir juga bisa menimbulkan hilangnya aset-aset
ekonomi warga, menurunnya pendapatan atau penghasilan dan bertambahnya
kebutuhan rumah tangga selama pengungsian dan kebutuhan perbaikan. Secara
sosial dan psikologis, banjir juga dapat menimbulkan dampak ketakutan, traumah
bahkan konflik sosial. Secara medis, banjir juga dapat menimbulkan kematian atau
korban jiwa, selain menurunnya kualitas kesehatan warga. Secara ekologis,
banjir dapat merusak fungsi ruang ekologis sehingga menurunkan kualitas tatanan
ekologis yang ada.
7. Dampak Masalah
Persoalan
besar yang dihadapi oleh para Korban Bencana Alam Banjir adalah ketika disaat
musim penghujan datang, mereka selalu
merasa khawatir apabila terjadi hujan dalam kurun waktu yang lama. Selain itu
belum adanya perbaikan yang menyeluruh dikawasan kali cijerah semakin membuat
para Korban Bencana Alam Banjir semakin khawatir apabila musim penghujan telah
tiba. Banyak masalah yang dapat ditimbulkan akibat banjir ini, dari masalah
kesehatan para korban, kondisi psikologis para korban, kondisi pendidikan bagi
anak-anak yang masih menempuh pendidikan pasti akan terganggu, kondisi ekonomi
para korban, hingga kondisi rumah para korban.
8. Harapan
Harapan bagi Korban Bencana
Alam Banjir “IS” di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon yaitu :
a.
Agar tidak terjadi
lagi banjir di tahun-tahun berikutnya.
b.
Diharuskan ada
pembentukan team khusus untuk menanggulangi banjir ini, baik itu melibatkan
aparatur pemerintah atau masyarakat.
c.
Jikalau point (b) mendapatkan feedback maka hal ini harus ditindak
lanjuti sebagai progres kedepannya.
d.
Pemerintah agar
merespon melakukan perencanaan dalam pembuatan bendungan atau pengalihan air
sungai untuk mengantisipasi banjir kiriman dari daerah lain.
B. Analisis
Kebijakan dan Program Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial Bagi Korban
Bencana Alam Banjir
1. Kebijakan dan
Program
Di Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon terdapat beberapa kebijakan dan program
mengenai masalah kesejahteraan sosial, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
Kebijakan dan
program bagi keluarga korban bencana alam banjir merupakan kebijakan yang
difokuskan untuk menanggulangi korban bencana banjir. Berdasarkan hasil
pendataan dan observasi kegiatan praktikum, dari sekian banyaknya kebijakan dan
program yang ditunjukkannn untuk menangani masalah dengan tujuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan korban pasca banjir di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung
Kulon sejauh ini sebenarnya belum ada pemberian bantuan yang sesuai standar,
hanya berupa bantuan perbaikan tepi kali melalui P2KB (Percepatan Pembangunan
Kelurahan Bermartabat), dan sembako sampai saat ini belum ada kebijakan atau
program penanganan di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon yang langsung
menyentuh kebutuhan fisik yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Berdasarkan
pemikiran diatas, diperlukan suatu program dan kebijakan yang langsung ditnjukkan
bagi penanganan maslah korban bencana alam banjir, khususnya masalah yang
dihadapi oleh PPKS “IS”. Tidak hanya program dan kebijakan yang bersifat
materil saja, namun bisa berupa penyuluhan atau sosialisasi mengenai evakuasi
bencana, dan pelayanan-pelayanan lain yang menunjang terpenuhinya hak-hak dasar
bagi korban bencana banjir karena sebagian dari mereka masih bersifat awam dan
belum mengenal pelayanan bantuan sosial yang ada.
Penaggulangan
banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir (prevention), penanganan saat banjir (response/intervention), dan pemulihan setelah banjir (recovery).
1. Pencegahan
Sebelum Banjir (Prevention)
a.
Pembuatan Tanggul
Pembuatan tanggul ini hanya
meliputi daerah RW. 09 saja, seharusnya tanggul dibuat sepanjang aliran kali
cijerah dan bukan hanya kawasan RW. 09 saja. Karena apabila dikawasan RW. 09
saja yang di tanggul, maka tidak ada jaminan daerah lain bisa berjurang dampak
dari bencana banjir ketika menghampiri.
b.
Pengerukan Kali Cijerah
Pengerukan ini pernah dilakukan
oleh PU (Pekerja Umum) Kota Bandung di kali cijerah tahun 2008, namun untuk
kurun waktu 5 tahun bekangan ini belum ada lagi pengerukan yang dilakukan,
efektifitas program ini sangat membantu dalam penanganan bencana banjir karena
dengan melakukan pengerukan kedalaman kali cijerah akan kembali ke posisi yang
normal. Program ini ideal untuk dilakukan ketika kondisi kali cijerah mulai
dangkal, jangan ketika banjir besar dan ketika menimbulkan korban jiwa baru hal
ini dilaukan, hal ini jangan sampai terjadi.
2. Penanganan Saat
Banjir (Responsive/Intervention)
a. Pemberian Bantuan Sembako
b. Dalam pemberian sembako yang diberikan sebanyak 5 Kg
beras, dan 10 Bungkus Mie Instant untuk satu kepala keluarga. Hal inipun masih
dianggap kurang dalam pemenuhan kebutuhan sandang para korban bencana banjir.
Idealnya harus sesuai dengan standar kalori sebanyak 2200/hari bagi satu orang
korban.
c. Pengobatan Gratis.
d. Ketika banjir, dari pihak kesehatan Puskesmas Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon turun untuk membantu para korban bencana alam
banjir. Namun bantuan yang diberikan masih sangat minim dan belum bisa
mencukupi dari kebutuhan yang ada sehingga para korban mencari sendiri bantuan
kesehatan diluar dari pada bantuan dari Puskesmas Kelurahan Cijerah Kecamatan
Bandung Kulon, dan ada juga beberapa korban bencana alam banjir tidak ingin
berobat kepada Puskesma Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon.
3. Pemulihan
Setelah Banjir (Recovery)
Pada fase ini,
masyarakat telah cenderung individual dalam merenovasi rumah mereka, belum adanya
bantuan dari pemerintah ataupun dinas
terkait dalam membantu masyarakat yang
menjadi korban bencana alam banjir.
C. Analisis
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
Pada dasarnya potensi merupakan kesanggupan,
kekuatan, dan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan,
sedangkan potensi sosial merupakan kesanggupan, kekuatan, dan kemampuan
masyarakat dalam mengembangkan kesejahteraan diri dalam melaksanakan proses
pembangunan. Hakekat Potensi dan Sumber Kesejahteraan Soisal (PSKS) pada
dasarnya merupakan semua hal yang berharga yang dapat digunakan untuk menjaga,
menciptakan, mendukung atau memperkuat Usaha Kesejahteraan Sossial (UKS).
Potensi dan
sumber kesejahteraan sosial yang dimanfaatkan dalam rangka penanganan masalah
kesejahteraan sosial khususnya di Kelurahan Cijerah Kecamatan Bandung Kulon
yaitu meliputi sumber internal, dan eksternal. (Baca di Bab III).
a. Sumber Internal
Sumber
Internal yang dapat dimanfaatkan bagi upaya pemecahan masalah antara lain :
1. PPKS “IS” tidak memiliki banyak keluhan dan tidak mudah
putus asa dalam menjalani kehidupan walaupun dalam keadaan darurat sekalipun.
2. Dorongan partisipasi bahkan dukungan dari keluarga “IS”
dalam meberikan bantuan materil maupun non materil.
b. Sumber Eksternal
Sumber
eksternal yang bisa dimanfaatkan bagi “IS” yaitu diantaranya :
1. Puskesmas yang terdapat di Kelurahan Cijerah Kecamatan
Bandung Kulon.
2. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Bandung.
3. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kelurahan Cijerah
Kecamatan Bandung Kulon.
Dimana hal ini merupakan organisasi yang membantu dalam memberdayakan
masyarakat kelurahan sehingga dapat berdayaguna secra maksimal. LMP Kelurahan
Cijerah Kecamatan Bandung Kulon dapat dijadikan alat untuk menciptakan
masyarakat Kelurahan yang terbebas dari bahaya banjir. LPM Kelurahan Cijerah
Kecamatan Bandung Kulon juga dapat memunculkan berbagai gagasan dari hasil
penggalian potensi dan sumber yang dimilki oleh mereka untuk ditindak lanjuti
dengan perencanaan berbagai pelatihan atau kegiatan lainnya agar korban bencana
alam banjir dapat memiliki kompetensi dasar dalam melakukan penyelamatan diri
serta meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir.
4. Karang Taruna
Dengan basis kepemudaan, sangat potensial apabila diarahkan dalam
penanganan masalah bencana banjir, yakni pra bencana, saat terjadi bencana, dan
pasca bencana. Dengan kekuatan dan semangat yang dimiliki mereka bukan hal yang
mustahil apabila karang taruna dapat diarahkan dalam membantu para korban
bencana alam banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar