Dinas Sosial Kab. Kolaka Timur, Peksos dan Kessos, Mading,

Senin, 07 Maret 2016

Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Sosial Mikro Destian Yudoyoko


A.      Identifikasi Klien
Berdasarkan informasi yang didapatkan praktikan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, serta pengumpulan informasi dari significant others (teman-teman sesama lansia, petugas asrama, pekerja sosial, dan petugas bimbingan (kesehatan, sosial, dan keterampilan)), praktikan mendapatkan data assessment untuk dapat dirimuskan sebagai berikut, yaitu:
1. Identitas Klien.
a.    Nama (Inisial)                  : MS
b.    Jenis Kelamin                  : Laki-laki
c.    Usia                                 : 78 tahun
d.   Pendidikan                      : SLTP/Sederajat
e.    Agama                             : Islam
f.     Suku                                : Sunda
g.    Status Pernikahan            : Pisah (Meninggal)






2. Identitas Keluarga.
Mengenai identitas keluarga dari klien “MS” ini yaitu sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel. 4.1.
Anggota Keluarga Klien “MS”
No
Nama (Inisial)
Jenis Kelamin
Umur (Tahun)
Keterangan
1
E
Perempuan
65
Isteri ke-3 (Sudah Meninggal Dunia)
2
As
Laki-laki
50
Anak 1 dari isteri ke-3
3
Ag
Laki-laki
46
Anak 2 dari isteri ke-3
4
L
Perempuan
43
Anak 3 dari isteri ke-3
Sumber: Observasi dan Studi dokumentasi praktikan mengenai data klien di Sub. Unit RPSTW Garut tahun 2013.

B.       Pernyataan Rujukan (Referral) Klien
1.    Pernyataan Rujukan (Referral) Klien “MS” Kepada Sub. Unit RPSTW Garut.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan wawancara, diperoleh hasil pernyataan rujukan bahwa klien dimasukkan ke Sub. Unit Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha (RPSTW) Garut oleh Bapak H. Benny Rosa Gunadi, SH yang merupakan Kepala Seksi Penerimaan dan Penyaluran Dinas Sosal Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay-Bandung dan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan pada tanggal, 27 Juni 2011.
Hal ini diawali semenjak isteri ke-3 klien meninggal dunia, klien ikut dengan anaknya yang bernama “Ag” untuk sementara waktu, yang pada akhirnya dengan ijin anaknya, klien memilih untuk tinggal di BPSTW Ciparay Bandung untuk pertama kalinya kemudian karena klien merasa tidak betah di tempat tersebut, akhirnya klien memutuskan untuk pindah ke Sub. Unit RPSTW Garut. Latar belakang klien mengapa berada di Sub. Unit RPSTW Garut yaitu di karenakan kemauan sendiri akibat keadaan ekonomi keluarga sangat minim sekali dan tidak mampu lagi mencari nafkah bagi diri sendiri dan keluarga.
2.    Pernyataan Rujukan (Referral) Pekerja Sosial Sub. Unit RPSTW Garut Kepada Praktikan untuk Menangani Masalah Klien “MS”.
Mengenai pernyataan rujukan (referral) yang dilakukan pekerja sosial Sub. Unit RPSTW Garut kepada praktikan untuk menangani masalah klien dilakukan pada tanggal, 9 Oktober 2013, klien yang diberikan kepada praktikan sebelumnya telah disiapkan dikarenakan klien yang direkomendasikan oleh pekerja sosial dianggap memiliki masalah signifikan dan sangat perlu mendapatkan pertolongan di Sub. Unit RPSTW Garut. Pekerja sosial berharap dengan rekomendasi yang diberikan seperti itu tidak memberatkan praktikan dalam melakukan proses pertolongan melainkan memudahkan praktikan untuk bekerja dengan baik dalam melakukan proses pertolongan terhadap klien.
Pekerja sosial memberikan sedikit bocoran mengenai klien tersebut terhadap praktikan, memang klien yang ditangani oleh praktikan ini memiliki sifat bohong, bukti kecilnya yaitu ketika klien ini berbicara dengan siapa saja yang dijumpai dan diajak untuk mengobrol, klien ini mengungkapkan bahwa ia memiliki tanah yang begitu banyak, akan tetapi secara logika kalau klien ini memiliki banyak tanah kenapa keberadaan klien saat ini harus berada di Sub. Unit RPSTW Garut.    
 
C.      Riwayat Masa Lalu (Social History) Klien
1. Hubungan Klien “MS” dengan Isteri.
Mengenai interaksi dan interelasi klien dengan isterinya, klien pernah menikah sebanyak 3 (tiga) kali, yang dimana isteri pertama dari klien dikaruniai oleh 1 (satu) orang anak dan hubungan ini tidak berjalan begitu lama cuman bertahan sampai satu tahun saja, klien menceraikan isteri pertamanya dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya, kemudian isteri kedua dikaruniai oleh 2 (dua) orang anak, hal inipun sama, hubungan yang dijalani klien dengan isteri keduanya ini tidak bertahan begitu lama hanya sampai tiga tahun saja, klien menceraikan isterinya dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya, dan pernikahan terakhir terhadap isteri ketiganya, dalam membina keluarga dengan isteri ketiganya klien dikaruniai oleh 3 (tiga) orang anak.
Diantara ketiga dari isteri klien yang paling berkesan menurut klien adalah isteri yang ketiga, dikarenakan klien menjalani hubungan dengan isteri ketiganya sampai 30 tahun lamanya, namun dibalik hubungan rumah tangga yang dijalin bersama dengan klien, klien harus sabar dan berjiwa tegar dikarenakan isteri ketiganya tersebut harus meninggalkannya selama-lamanya (meninggal dunia) diusia 75 tahun. Ketika klien di tinggalkan oleh isteri ketiganya klien sudah berjanji untuk tidak ingin menikah lagi dan lebih baik klien memilih untuk menikmati masa tuanya dengan bahagia, hal itupun dibuktikan sampai saat ini. Untuk lebih jelas dalam memahami silsilah keluarga dari klien, perhatikan Genogram berikut.
Genogram adalah merupakan alat (tools) yang dapat digunakan dalam memahami silsilah keluarga klien, agar dalam pemetaannya dapat mudah untuk dipahami. Perhatikan keterangan Genogram berikut.
Keterangan :
Laki-laki                         :


 
Perempuan                     :


 
Meninggal                      :


 
Keguguran                     :


 
Jika Tidak Diketahui    :






 
Hubungan yang Kuat   :      






 
Berpisah                         :






 
Bercerai                          : 

a.  Genogram Isteri Pertama
Genogram ini menggambarkan pernikahan pertama klien dengan isterinya.


 


Oval: Aa 
 

Gambar. 4.1. Genogram Isteri Pertema Klien “MS”

Berdasarkan genogram diatas dapat dilihat bahwa pernikahan klien dengan isteri pertamanya mengalami perceraian dengan dikaruniai oleh seorang anak perempuan. Hubungan yang terjalin antara klien dengan isteri pertamanya tidak berjalan begitu lama cuman bertahan sampai satu tahun saja, klien menceraikan isteri pertamanya dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya.
b.  Genogram Isteri Kedua.
Genogram ini menggambarkan pernikahan kedua klien dengan isterinya.


 


 
J
 
Oval: Ab 


Gambar. 4.2. Genogram Isteri Kedua Klien “MS”
Berdasarkan genogram diatas dapat dilihat bahwa pernikahan klien dengan isteri keduanya mengalami perceraian dengan dikaruniai oleh dua orang anak yaitu laki-laki dan perempuan. Hubungan yang dijalani klien dengan isteri keduanya inipun sama dengan isteri pertamanya yaitu tidak bertahan begitu lama hanya sampai tiga tahun saja, klien menceraikan isterinya dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya.
c.  Genogram Isteri Ketiga.
Genogram ini menggambarkan pernikahan ketiga klien dengan isterinya.


 


 
Oval: Ag
L
 
Oval: As 


Gambar. 4.3. Genogram Isteri Ketiga Klien “MS”

Berdasarkan genogram diatas dapat dilihat bahwa pernikahan klien dengan isteri ketiganya mengalami perpisahan, perpisahan disini diakibatkan oleh meninggalnya isteri dari klien tersebut. Klien dikaruniai oleh tiga orang anak yaitu seorang laki-laki dan dua perempuan. Hubungan yang dijalani klien dengan isteri ketiganya ini berlangsung cukup lama yaitu sampai 30 tahun lamanya dan merupakan isteri paling berkesan buat klein. Ketika klien di tinggalkan oleh isteri ketiganya tersebut, klien sudah berjanji untuk tidak menikah lagi dan lebih baik klien memilih untuk menikmati masa tuanya dengan bahagia, hal itupun dibuktikan sampai saat ini. Untuk lebih.
2.  Hubungan Klien “MS” dengan Anak.
Mengenai interaksi dan interelasi klien dengan anaknya yaitu terjalin dengan baik terutama anak-anak dari isteri ketiganya, klien memiliki anak dari isteri ketiganya dengan 3 orang anak semua anak-anaknya sudah mampu untuk hidup mandiri. Setiap anak-anaknya memiliki waktu luang mereka biasanya mempergunakan waktu tersebut untuk mengunjungi klien di Sub. Unit RPSTW Garut guna melepas rindu. Anak yang paling diingat dan dikenang oleh klien yaitu anak keduanya yang bernama Ag. Ag sendiri selalu mengunjungi klien sebulan sekali dengan sedikit membawakan rezeki berupa uang secukupnya yang didapatkan dari hasil bekerja, dengan uang tersebut klien bisa mempergunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak ditanggung oleh Sub. Unit RPSTW Garut.
3.  Pekerjaan Terdahulu Klien “MS”.
Mengenai pekerjaan terdahulu klien pernah bekerja selama beberapa tahun sebagai mekanik di Bandara Udara Husain Sastra Negara Bandung, dikarenakan kontraknya sudah tidak di perpanjang lagi klien beralih untuk bekerja sebagai supir angkut, pekerjaan inilah yang lama digeluti klien sampai-sampai klien memiliki beberapa angkutan umum untuk dijadikan usaha, seiring berjalannya waktu dikarenakan penghasilan menjadi supir angkut itu tidak seberapa dan tidak menentu akhirnya klien mengalami kebangkrutan dan gulung tikar, semua angkutan yang dimiliki dijual.
4.  Hubungan Klien “MS” dengan Lingkungan.
Mengenai hubungan klien dengan lingkungan sekitar di Sub. Unit RPSTW Garut yaitu cukup baik, dalam hal ini klien tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri di lingkup Sub. Unit RPSTW Garut.  Klien berada di Sub. Unit RPSTW Garut kurang lebih 3 tahun atas kemauan sendiri yang disetujui oleh anaknya, hal ini dikarenakan menurut klien tidak ingin menyusahkan anak dan menantunya lagi. Singkat cerita klien dan anaknya langsung datang ke Sub. Unit RPSTW Garut untuk mendapatkan perizinan masuk. Barulah pada Senin, 27 Juni 2011 klien dimasukkan ke dalam Sub. Unit RPSTW Garut.
Setelah menjadi bagian dari Sub. Unit RPSTW Garut, klien berusaha untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan rutin yang dilaksanakan Sub. Unit RPSTW Garut, seiring berjalannya waktu klien merasa sangat betah berada di Sub. Unit RPSTW Garut, dikarenakan klien merasa nyaman dengan tetangga kamarnya sekaligus teman ngobrol klien yaitu abah “DD”, dan juga klien mengungkapkan perasaan senangnya terhadap staf maupun petugas Sub. Unit RPSTW Garut yang ramah dan siap membantu klien ketika mengalami suatu masalah.

Untuk memahami hubungan kedekatan klien dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap klien misalnya seperti keluarga klien, staf, petugas, peksos, teman sesama lansia yang berada di Sub. Unit RPSTW Garut yaitu perhatikan Ecomap berikut.
Ecomap merupakan suatu alat (tools) dalam mendeteksi kedekatan atau kecenderungan hubungan klien dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap diri klien sendiri hal ini dapat dilihat sebagai berikut.


 






  






Oval: Keluarga

Oval: Staf dan Petugas

 





 Gambar. 4.4. Ecomap Hubungan Kedekatan Klien “MS”

Keterangan :
Hubungan yang Sangat Baik                   :
Hubungan yang Baik                                :
Putusnya Sebuah Hubungan                   :
Berdasarkan Ecomap diatas dapat dipahami bahwa hubungan klien yang terjadi sangat baik yaitu terjalin pada keluarganya dalam hal ini keluarga yang dimaksud adalah keluarga dari isteri ketiga terutama anaknya yang kedua yang bernama Ag, sedangkan hubungan klien dengan yang lainnya seperti teman sesama lansia, pekerja sosial, petugas, staf, pembina asrama di Sub. Unit RPSTW Garut, beserta masyarakat hanya terjalin dengan baik.

D.      Dinamika Keberfungsian Klien
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan menggunakan instrumen Bio, Psiko, Sosial, dan Spiritual (BPSS), maka praktikan dapat mengelompokan keberfungsian yang berhubungan dengan klien “MS” ke dalam aspek-aspek sebagai berikut.
1. Keberfungsian Fisik.
Klien memilik tubuh yang sedang, serta berkulit sawo matang. Klien juga menderita reumatik diakhir-akhir ini, serta mengalami kecacatan badan yang dimana tangan sebelah kanan yang sudah tidak ada. sehingga klien mengalami sedikit kesulitan dalam melakukan ADL (Activity of Daily Living) misalnya melakukan pekerjaan yang berat.
2. Keberfungsian Emosional.
     Dari perasaan klien, klien termasuk orang yang tegas, sabar, tidak banyak bicara, dan menyikapi suatu hal dengan biasa-biasa saja. Hal ini dapat dilihat saat klien bercerita terhadap suatu peristiwa yang terjadi baik dimasa sekarang atau masa lalu.
3. Kebrfungsian Intelektual.
     Selama praktikan melakukan wawancara, klien termasuk orang yang lancar dalam berkomunikasi baik itu berbahasa indonesia biasa ataupun bahasa sunda, dan juga masih memiliki daya ingat yang cukup baik, hal ini ditunjukkan ketika klien menceritakan peristiwa dan pengalaman masa lalunya.
4. Keberfungsian Sosial.
     Klien memiliki hubungan yang baik terhadap sesama Lansia di RPSTW Garut dan hampir mengenali semua penghuni RPSTW Garut serta staf dan petugas RPSTW Garut. Di lingkungan RPSTW Garut klien mampu mengikuti kegiataan yang dilaksanakan oleh RPSTW Garut walaupun biasanya klien datang terlambat, misalnya seperti mengikuti senam pagi, jalan santai, bimbingan sosial, bimbingan kesehatan, pengajian, senam relaksasi, dan sebagainya.
5. Kebrfungsian Spiritual.
     Dikarenakan klien sorang muslim klien selalu melaksanakan kewajiban shalat 5 waktu di masjid RPSTW Garut, kemudian aktif dalam mengikuti pengajian yang dilaksanakan oleh RPSTW Garut.



E.       Konteks Ekonomi, Politik Dan Sosial Budaya WBS
Dari hasil wawancara dengan klien “MS”, klien merupakan seorang yang memiliki kondisi ekonomi kekurangan. Awalnya klien bekerja sebagai supir angkot. Namun penghasilannya tidak cukup untuk membiayai hidup klien dan keluarganya. Dalam konteks politik, klien memiliki hak sebagai warga negara,  klien masih memiliki KTP yang sebagai bukti kewarganegaraan Republik Indonesia. Saat adanya PILKADA, klien diikutsertakan dalam pemilihan dan juga menerima pelayanan perlindungan sosial yang ada di panti.
Klien merupakan seseorang yang berasal dari Ds. Gunung Leutik Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa sunda. Dalam komunikasi sehari-hari di Sub. Unit RPSTW Garut, klien tetap menggunakan bahasa sunda. Namun jika berbahasa indonesia, klien dapat menyesuaikan. Sosial budaya klien di panti tergolong menyesuaikan dengan budaya sunda, karena di Sub. Unit RPSTW Garut mayoritas asli dari Garut yang bersuku sunda.

F.       Permasalahan yang Dihadapi Klien
1.  Analisis Masalah.
a.  Permasalahan Klien “MS”
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien, serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut, diketahui bahwa permasalahan yang  dihadapi oleh klien yaitu “Ketidak konsistenan klien dalam menyampaikan sesuatu hal dengan yang sebenarnya (perilaku berbohong)”.
b. Faktor Penyebab
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien, serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut, mengenai faktor penyebab terhadap masalah yang dihadapi oleh klien yaitu dikarenakan rasa kecewa klien terhadap keluarga dari isteri pertama dan keduanya yang selalu menyudutkan  klien bahkan tidak peduli lagi terhadap nasib klien sekarang, selain itu klien merasa drop dengan kondisi perekonomian dan keuangan yang dimiliki dikarenakan kehidupan klien yang tadinya bergelimang harta tiba-tiba menjadi orang yang sudah tidak mampu lagi dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan dirinya sendiri.
c.  Dampak Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien, serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut, mengenai dampak masalah yang ditimbulkan klien yaitu banyak merugikan berbagai pihak, sehingga klien susah untuk dipercaya lagi bagi orang-orang sudah mengetahui sifat dari klien, sebagai contoh kecil salah satu dari tenaga pekerja sosial Sub. Unit RPSTW Garut sebut saja dia “Ad” yang pada waktu itu klien menjanjikan pembelian tanah yang seluas 2 Ha (hektar are) di kawasan Bandung (lokasi tidak disebutkan) dengan harga yang murah (nominal tidak disebutkan), singkat cerita ketika kesepakatan itu sudah terjadi antara klien dengan “Ad” ternyata klien malah menghindar dikarenakan alasan keluarga hal ini dilakukan bukan hanya sekali kepada “Ad” bahkan hampir empat kali klien membuat janji kepada “Ad” untuk melihat lokasi tanah tersebut, dikarenakan kekecewaan “Ad” terhadap klien sudah tak terbendung lagi akhirnya “Ad” menghentikan kesepakan pembelian tanah tersebut dan malah “Ad” berkesimpulan bahwa klien ini hanya bercerita bohong agar ingin diakui saja memiliki banyak tanah tetapi semua itu sesungguhnya tidak ada.
2.  Potensi yang Dimiliki Klien “MS”.
a.  Aspek Biologis (Fisik)
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau dari aspek biologisnya yaitu klien masih kuat dalam segi fisik walaupun pada dasarnya klien memiliki kecacat pada bagian tubuh yaitu tangan kanan yang sudah tida ada, akan tetapi hal demikian tidak terlalu menghambat klien dalam melakukan kegiatan sehari-harinya, sehingga hal inipun menjadi salah satu faktor pendukung dalam proses kegiatan intervensi yang akan dilakukan oleh praktikan.
b.  Aspek Psikologis
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau dari aspek psikologisnya yaitu klien masih memiliki harapan dan motivasi yang kuat untuk menjadi lebih baik serta menjalani dan menikmati kehidupan dimasa tua dengan bahagia hal ini ditunjukkan klien dengan selalu mensyukuri atas apa yang telah dilakukan. Klien sendiri pada dasarnya tidak mengalami satupun gangguan atau masalah dalam keadaan psikologisnya, jadi walaupun dengan kondisi yang sudah tua klien masih terlihat normal-normal saja.
c.  Aspek Sosial
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau dari aspek sosialnya yaitu klien memiliki hubungan sosial yang baik terhadap sesama penghuni asrama, pekerja sosial, pembimbing, staf, dan petugas di Sub. Unit RPSTW Garut, hal ini  dapat dimanfaatkan praktikan sebagai potensi yang dapat memberikan pertolongan kepada klien agar klien mampu untuk meningkatkan relasinya dengan sesama penghuni asrama, pekerja sosial, pembimbing, staf, dan petugas di Sub. Unit RPSTW Garut.
d.  Aspek Spiritual
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau dari aspek spiritualnya yaitu klien memiliki tingkat spiritual yang tinggi hal ini dibuktikan dengan rajinnya klien dalam melakukan peribadatan kepada Allah seperti melaksanakan sahalat 5 waktu, mengaji, dan mengerjaka perbuatan lainnya yang diridhoi oleh Allah.

G.      Gejala Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien “MS”, serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW mengenai gejala-gejala masalah yang diperoleh yaitu:
1.  Klien “MS” dalam menceritakan sesuatu hal atau peristiwa yang dialaminya kepada orang lain selalu berbeda.
2. Klien “MS” menutupi kejelekan yang dialami dan menjelek-jelekkan orang lain.

H.      Konstelasi Masalah dan Fakta Dominan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien “MS”, serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut dapat diketahui bahwa permasalahan yang dialami klien yaitu ketidak konsistenan klien dalam menyampaikan sesuatu hal dengan yang sebenarnya (perilaku berbohong). Hal ini memang pada intinya klien ingin merasa diakui dan disegani saja oleh teman-teman dan orang lain yang berada disekitar klien. Sehingga keadaan yang sekarang mengakibatkan klien sedikit dijauhi oleh mereka. Mengenai gejala-gejala yang menjadi inti permasalahan dari klien, yaitu:
1.    Klien “MS” dalam berbicara selalu berbeda versi dengan orang yang berbeda.
2.    Klien “MS” cenderung tidak mengakui kesalahan yang diperbuat dan memiliki kecenderungan untuk selalu menjelek-jelekkan orang lain.
3.    Klien “MS” ingin diakui sebagai orang yang berkedudukan tinggi dengan menceritakan harta yang banyak kepada orang lain tetapi sesungguhnya hal itu tidak benar.

I.         Fokus Masalah Klien
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh praktikan maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi fokus masalah klien ”MS” yaitu “Perilaku Berbohong Klien”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar