A.
Identifikasi
Klien
Berdasarkan informasi yang didapatkan
praktikan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, serta pengumpulan
informasi dari significant others (teman-teman
sesama lansia, petugas asrama, pekerja sosial, dan petugas bimbingan
(kesehatan, sosial, dan keterampilan)), praktikan mendapatkan data assessment untuk dapat dirimuskan
sebagai berikut, yaitu:
1. Identitas Klien.
a.
Nama (Inisial) : MS
b.
Jenis Kelamin : Laki-laki
c.
Usia : 78 tahun
d.
Pendidikan : SLTP/Sederajat
e.
Agama : Islam
f.
Suku : Sunda
g.
Status Pernikahan : Pisah (Meninggal)
2. Identitas Keluarga.
Mengenai
identitas keluarga dari klien “MS” ini yaitu sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel. 4.1.
Anggota Keluarga Klien
“MS”
No
|
Nama
(Inisial)
|
Jenis
Kelamin
|
Umur
(Tahun)
|
Keterangan
|
1
|
E
|
Perempuan
|
65
|
Isteri ke-3 (Sudah Meninggal
Dunia)
|
2
|
As
|
Laki-laki
|
50
|
Anak 1 dari isteri ke-3
|
3
|
Ag
|
Laki-laki
|
46
|
Anak 2 dari isteri ke-3
|
4
|
L
|
Perempuan
|
43
|
Anak 3 dari isteri ke-3
|
Sumber: Observasi dan Studi
dokumentasi praktikan mengenai data klien di Sub. Unit RPSTW Garut tahun 2013.
B.
Pernyataan
Rujukan (Referral) Klien
1.
Pernyataan Rujukan (Referral) Klien “MS” Kepada Sub. Unit RPSTW
Garut.
Berdasarkan
hasil studi dokumentasi dan wawancara, diperoleh hasil pernyataan rujukan bahwa
klien dimasukkan ke Sub. Unit Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha (RPSTW) Garut
oleh Bapak H. Benny Rosa Gunadi, SH yang merupakan Kepala Seksi Penerimaan dan
Penyaluran Dinas Sosal Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha Ciparay-Bandung dan Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan pada
tanggal, 27 Juni 2011.
Hal
ini diawali semenjak isteri ke-3 klien meninggal dunia, klien ikut dengan
anaknya yang bernama “Ag” untuk sementara waktu, yang pada akhirnya dengan ijin
anaknya, klien memilih untuk tinggal di BPSTW Ciparay Bandung untuk pertama
kalinya kemudian karena klien merasa tidak betah di tempat tersebut, akhirnya
klien memutuskan untuk pindah ke Sub. Unit RPSTW Garut. Latar belakang klien
mengapa berada di Sub. Unit RPSTW Garut yaitu di karenakan kemauan sendiri
akibat keadaan ekonomi keluarga sangat minim sekali dan tidak mampu lagi
mencari nafkah bagi diri sendiri dan keluarga.
2.
Pernyataan Rujukan (Referral) Pekerja Sosial Sub. Unit RPSTW
Garut Kepada Praktikan untuk Menangani Masalah Klien “MS”.
Mengenai pernyataan rujukan (referral)
yang dilakukan pekerja sosial Sub. Unit RPSTW Garut kepada praktikan untuk
menangani masalah klien dilakukan pada tanggal, 9 Oktober 2013, klien yang
diberikan kepada praktikan sebelumnya telah disiapkan dikarenakan klien yang
direkomendasikan oleh pekerja sosial dianggap memiliki masalah signifikan dan
sangat perlu mendapatkan pertolongan di Sub. Unit RPSTW Garut. Pekerja sosial
berharap dengan rekomendasi yang diberikan seperti itu tidak memberatkan
praktikan dalam melakukan proses pertolongan melainkan memudahkan praktikan
untuk bekerja dengan baik dalam melakukan proses pertolongan terhadap klien.
Pekerja sosial memberikan sedikit
bocoran mengenai klien tersebut terhadap praktikan, memang klien yang ditangani
oleh praktikan ini memiliki sifat bohong, bukti kecilnya yaitu ketika klien ini
berbicara dengan siapa saja yang dijumpai dan diajak untuk mengobrol, klien ini
mengungkapkan bahwa ia memiliki tanah yang begitu banyak, akan tetapi secara
logika kalau klien ini memiliki banyak tanah kenapa keberadaan klien saat ini harus
berada di Sub. Unit RPSTW Garut.
C.
Riwayat
Masa Lalu (Social History) Klien
1.
Hubungan Klien “MS” dengan Isteri.
Mengenai
interaksi dan interelasi klien dengan isterinya, klien pernah menikah sebanyak
3 (tiga) kali, yang dimana isteri pertama dari klien dikaruniai oleh 1 (satu)
orang anak dan hubungan ini tidak berjalan begitu lama cuman bertahan sampai
satu tahun saja, klien menceraikan isteri pertamanya dikarenakan sudah tidak
sepaham lagi dengannya, kemudian isteri kedua dikaruniai oleh 2 (dua) orang anak,
hal inipun sama, hubungan yang dijalani klien dengan isteri keduanya ini tidak
bertahan begitu lama hanya sampai tiga tahun saja, klien menceraikan isterinya
dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya, dan pernikahan terakhir
terhadap isteri ketiganya, dalam membina keluarga dengan isteri ketiganya klien
dikaruniai oleh 3 (tiga) orang anak.
Diantara
ketiga dari isteri klien yang paling berkesan menurut klien adalah isteri yang
ketiga, dikarenakan klien menjalani hubungan dengan isteri ketiganya sampai 30
tahun lamanya, namun dibalik hubungan rumah tangga yang dijalin bersama dengan
klien, klien harus sabar dan berjiwa tegar dikarenakan isteri ketiganya
tersebut harus meninggalkannya selama-lamanya (meninggal dunia) diusia 75
tahun. Ketika klien di tinggalkan oleh isteri ketiganya klien sudah berjanji
untuk tidak ingin menikah lagi dan lebih baik klien memilih untuk menikmati
masa tuanya dengan bahagia, hal itupun dibuktikan sampai saat ini. Untuk lebih
jelas dalam memahami silsilah keluarga dari klien, perhatikan Genogram berikut.
Genogram
adalah merupakan alat (tools) yang
dapat digunakan dalam memahami silsilah keluarga klien, agar dalam pemetaannya
dapat mudah untuk dipahami. Perhatikan keterangan Genogram berikut.

Laki-laki :
![]() |
Perempuan :
![]() |

![]() |
Keguguran :
![]() |
Jika Tidak Diketahui :
![]() |
![]() |

![]() |
![]() |


![]() |
![]() |



a. Genogram Isteri Pertama
Genogram
ini menggambarkan pernikahan pertama klien dengan isterinya.
![]() |



Gambar. 4.1.
Genogram Isteri Pertema Klien “MS”
Berdasarkan
genogram diatas dapat dilihat bahwa pernikahan klien dengan isteri pertamanya mengalami
perceraian dengan dikaruniai oleh seorang anak perempuan. Hubungan yang
terjalin antara klien dengan isteri pertamanya tidak berjalan begitu lama cuman
bertahan sampai satu tahun saja, klien menceraikan isteri pertamanya
dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya.
b. Genogram Isteri Kedua.
Genogram
ini menggambarkan pernikahan kedua klien dengan isterinya.
![]() |





|

Gambar. 4.2.
Genogram Isteri Kedua Klien “MS”
Berdasarkan
genogram diatas dapat dilihat bahwa pernikahan klien dengan isteri keduanya mengalami
perceraian dengan dikaruniai oleh dua orang anak yaitu laki-laki dan perempuan.
Hubungan yang dijalani klien dengan isteri keduanya inipun sama dengan isteri
pertamanya yaitu tidak bertahan begitu lama hanya sampai tiga tahun saja, klien
menceraikan isterinya dikarenakan sudah tidak sepaham lagi dengannya.
c. Genogram Isteri Ketiga.
Genogram
ini menggambarkan pernikahan ketiga klien dengan isterinya.
![]() |







|

Gambar. 4.3.
Genogram Isteri Ketiga Klien “MS”
Berdasarkan
genogram diatas dapat dilihat bahwa pernikahan klien dengan isteri ketiganya mengalami
perpisahan, perpisahan disini diakibatkan oleh meninggalnya isteri dari klien
tersebut. Klien dikaruniai oleh tiga orang anak yaitu seorang laki-laki dan dua
perempuan. Hubungan yang dijalani klien dengan isteri ketiganya ini berlangsung
cukup lama yaitu sampai 30 tahun lamanya dan merupakan isteri paling berkesan
buat klein. Ketika klien di tinggalkan oleh isteri ketiganya tersebut, klien
sudah berjanji untuk tidak menikah lagi dan lebih baik klien memilih untuk
menikmati masa tuanya dengan bahagia, hal itupun dibuktikan sampai saat ini.
Untuk lebih.
2. Hubungan Klien “MS” dengan Anak.
Mengenai
interaksi dan interelasi klien dengan anaknya yaitu terjalin dengan baik
terutama anak-anak dari isteri ketiganya, klien memiliki anak dari isteri
ketiganya dengan 3 orang anak semua anak-anaknya sudah mampu untuk hidup
mandiri. Setiap anak-anaknya memiliki waktu luang mereka biasanya mempergunakan
waktu tersebut untuk mengunjungi klien di Sub. Unit RPSTW Garut guna melepas
rindu. Anak yang paling diingat dan dikenang oleh klien yaitu anak keduanya
yang bernama Ag. Ag sendiri selalu mengunjungi klien sebulan sekali dengan
sedikit membawakan rezeki berupa uang secukupnya yang didapatkan dari hasil
bekerja, dengan uang tersebut klien bisa mempergunakannya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari yang tidak ditanggung oleh Sub. Unit RPSTW Garut.
3. Pekerjaan
Terdahulu Klien “MS”.
Mengenai
pekerjaan terdahulu klien pernah bekerja selama beberapa tahun sebagai mekanik
di Bandara Udara Husain Sastra Negara Bandung, dikarenakan kontraknya sudah
tidak di perpanjang lagi klien beralih untuk bekerja sebagai supir angkut,
pekerjaan inilah yang lama digeluti klien sampai-sampai klien memiliki beberapa
angkutan umum untuk dijadikan usaha, seiring berjalannya waktu dikarenakan
penghasilan menjadi supir angkut itu tidak seberapa dan tidak menentu akhirnya klien
mengalami kebangkrutan dan gulung tikar, semua angkutan yang dimiliki dijual.
4. Hubungan Klien “MS” dengan Lingkungan.
Mengenai hubungan klien dengan lingkungan
sekitar di Sub. Unit RPSTW Garut yaitu cukup baik, dalam hal ini klien tidak
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri di lingkup Sub. Unit RPSTW Garut. Klien berada di Sub. Unit RPSTW Garut kurang
lebih 3 tahun atas kemauan sendiri yang disetujui oleh anaknya, hal ini
dikarenakan menurut klien tidak ingin menyusahkan anak dan menantunya lagi.
Singkat cerita klien dan anaknya langsung datang ke Sub. Unit RPSTW Garut untuk
mendapatkan perizinan masuk. Barulah pada Senin, 27 Juni 2011 klien dimasukkan
ke dalam Sub. Unit RPSTW Garut.
Setelah menjadi bagian dari Sub. Unit RPSTW
Garut, klien berusaha untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan rutin yang
dilaksanakan Sub. Unit RPSTW Garut, seiring berjalannya waktu klien merasa
sangat betah berada di Sub. Unit RPSTW Garut, dikarenakan klien merasa nyaman
dengan tetangga kamarnya sekaligus teman ngobrol klien yaitu abah “DD”, dan
juga klien mengungkapkan perasaan senangnya terhadap staf maupun petugas Sub.
Unit RPSTW Garut yang ramah dan siap membantu klien ketika mengalami suatu
masalah.
Untuk memahami hubungan kedekatan klien dengan
lingkungan yang berpengaruh terhadap klien misalnya seperti keluarga klien,
staf, petugas, peksos, teman sesama lansia yang berada di Sub. Unit RPSTW Garut
yaitu perhatikan Ecomap berikut.
Ecomap merupakan suatu alat (tools) dalam mendeteksi kedekatan atau
kecenderungan hubungan klien dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap diri
klien sendiri hal ini dapat dilihat sebagai berikut.
![]() |


![]() |
|||
![]() |
|||
Gambar. 4.4. Ecomap Hubungan Kedekatan Klien
“MS”
Keterangan :



Berdasarkan
Ecomap diatas dapat dipahami bahwa hubungan klien yang terjadi sangat baik
yaitu terjalin pada keluarganya dalam hal ini keluarga yang dimaksud adalah
keluarga dari isteri ketiga terutama anaknya yang kedua yang bernama Ag,
sedangkan hubungan klien dengan yang lainnya seperti teman sesama lansia,
pekerja sosial, petugas, staf, pembina asrama di Sub. Unit RPSTW Garut, beserta
masyarakat hanya terjalin dengan baik.
D.
Dinamika
Keberfungsian Klien
Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi dengan menggunakan instrumen Bio, Psiko, Sosial,
dan Spiritual (BPSS), maka praktikan dapat mengelompokan keberfungsian yang
berhubungan dengan klien “MS” ke dalam aspek-aspek sebagai berikut.
1. Keberfungsian Fisik.
Klien memilik tubuh yang sedang, serta berkulit sawo
matang. Klien juga menderita reumatik diakhir-akhir ini, serta mengalami
kecacatan badan yang dimana tangan sebelah kanan yang sudah tidak ada. sehingga
klien mengalami sedikit kesulitan dalam melakukan ADL (Activity of Daily Living) misalnya melakukan pekerjaan yang berat.
2. Keberfungsian Emosional.
Dari perasaan klien, klien termasuk orang yang tegas, sabar,
tidak banyak bicara, dan menyikapi suatu hal dengan biasa-biasa saja. Hal ini
dapat dilihat saat klien bercerita terhadap suatu peristiwa yang terjadi baik
dimasa sekarang atau masa lalu.
3. Kebrfungsian
Intelektual.
Selama praktikan melakukan wawancara, klien termasuk orang yang
lancar dalam berkomunikasi baik itu berbahasa indonesia biasa ataupun bahasa
sunda, dan juga masih memiliki daya ingat yang cukup baik, hal ini ditunjukkan
ketika klien menceritakan peristiwa dan pengalaman masa lalunya.
4. Keberfungsian Sosial.
Klien memiliki hubungan yang baik terhadap sesama Lansia di
RPSTW Garut dan hampir mengenali semua penghuni RPSTW Garut serta staf dan
petugas RPSTW Garut. Di lingkungan RPSTW Garut klien mampu mengikuti kegiataan
yang dilaksanakan oleh RPSTW Garut walaupun biasanya klien datang terlambat,
misalnya seperti mengikuti senam pagi, jalan santai, bimbingan sosial,
bimbingan kesehatan, pengajian, senam relaksasi, dan sebagainya.
5. Kebrfungsian Spiritual.
Dikarenakan klien sorang muslim klien selalu melaksanakan
kewajiban shalat 5 waktu di masjid RPSTW Garut, kemudian aktif dalam mengikuti
pengajian yang dilaksanakan oleh RPSTW Garut.
E.
Konteks
Ekonomi, Politik Dan Sosial Budaya WBS
Dari hasil wawancara dengan klien “MS”, klien merupakan seorang yang memiliki kondisi ekonomi
kekurangan. Awalnya klien bekerja sebagai supir angkot. Namun penghasilannya
tidak cukup untuk membiayai hidup klien dan keluarganya. Dalam konteks
politik, klien memiliki hak sebagai warga negara, klien
masih memiliki KTP yang sebagai bukti kewarganegaraan Republik Indonesia. Saat
adanya PILKADA, klien diikutsertakan dalam pemilihan dan juga menerima
pelayanan perlindungan sosial yang ada di panti.
Klien merupakan
seseorang yang berasal dari Ds. Gunung Leutik Kecamatan Ciparay Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat, sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa
sunda. Dalam komunikasi sehari-hari di Sub. Unit RPSTW Garut, klien tetap
menggunakan bahasa sunda. Namun jika berbahasa indonesia, klien dapat
menyesuaikan. Sosial budaya klien di panti tergolong menyesuaikan dengan budaya
sunda, karena di Sub. Unit RPSTW Garut mayoritas asli dari Garut yang bersuku
sunda.
F.
Permasalahan yang Dihadapi Klien
1. Analisis Masalah.
a. Permasalahan Klien “MS”
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien,
serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti
pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut,
diketahui bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh klien yaitu “Ketidak
konsistenan klien dalam menyampaikan sesuatu hal dengan yang sebenarnya
(perilaku berbohong)”.
b. Faktor Penyebab
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien,
serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti
pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut, mengenai
faktor penyebab terhadap masalah yang dihadapi oleh klien yaitu dikarenakan
rasa kecewa klien terhadap keluarga dari isteri pertama dan keduanya yang
selalu menyudutkan klien bahkan tidak
peduli lagi terhadap nasib klien sekarang, selain itu klien merasa drop dengan
kondisi perekonomian dan keuangan yang dimiliki dikarenakan kehidupan klien
yang tadinya bergelimang harta tiba-tiba menjadi orang yang sudah tidak mampu
lagi dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan dirinya sendiri.
c. Dampak Masalah
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien,
serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti
pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut,
mengenai dampak masalah yang ditimbulkan klien yaitu banyak merugikan berbagai pihak,
sehingga klien susah untuk dipercaya lagi bagi orang-orang sudah mengetahui
sifat dari klien, sebagai contoh kecil salah satu dari tenaga pekerja sosial
Sub. Unit RPSTW Garut sebut saja dia “Ad” yang pada waktu itu klien menjanjikan
pembelian tanah yang seluas 2 Ha (hektar are) di kawasan Bandung (lokasi tidak
disebutkan) dengan harga yang murah (nominal tidak disebutkan), singkat cerita
ketika kesepakatan itu sudah terjadi antara klien dengan “Ad” ternyata klien
malah menghindar dikarenakan alasan keluarga hal ini dilakukan bukan hanya
sekali kepada “Ad” bahkan hampir empat kali klien membuat janji kepada “Ad”
untuk melihat lokasi tanah tersebut, dikarenakan kekecewaan “Ad” terhadap klien
sudah tak terbendung lagi akhirnya “Ad” menghentikan kesepakan pembelian tanah
tersebut dan malah “Ad” berkesimpulan bahwa klien ini hanya bercerita bohong
agar ingin diakui saja memiliki banyak tanah tetapi semua itu sesungguhnya
tidak ada.
2. Potensi yang Dimiliki Klien “MS”.
a. Aspek Biologis
(Fisik)
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau
dari aspek biologisnya yaitu klien masih kuat dalam segi fisik walaupun pada
dasarnya klien memiliki kecacat pada bagian tubuh yaitu tangan kanan yang sudah
tida ada, akan tetapi hal demikian tidak terlalu menghambat klien dalam
melakukan kegiatan sehari-harinya, sehingga hal inipun menjadi salah satu
faktor pendukung dalam proses kegiatan intervensi yang akan dilakukan oleh
praktikan.
b. Aspek
Psikologis
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau
dari aspek psikologisnya yaitu klien masih memiliki harapan dan motivasi yang
kuat untuk menjadi lebih baik serta menjalani dan menikmati kehidupan dimasa
tua dengan bahagia hal ini ditunjukkan klien dengan selalu mensyukuri atas apa
yang telah dilakukan. Klien sendiri pada dasarnya tidak mengalami satupun
gangguan atau masalah dalam keadaan psikologisnya, jadi walaupun dengan kondisi
yang sudah tua klien masih terlihat normal-normal saja.
c. Aspek
Sosial
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau
dari aspek sosialnya yaitu klien memiliki hubungan sosial yang baik terhadap
sesama penghuni asrama, pekerja sosial, pembimbing, staf, dan petugas di Sub.
Unit RPSTW Garut, hal ini dapat
dimanfaatkan praktikan sebagai potensi yang dapat memberikan pertolongan kepada
klien agar klien mampu untuk meningkatkan relasinya dengan sesama penghuni
asrama, pekerja sosial, pembimbing, staf, dan petugas di Sub. Unit RPSTW Garut.
d. Aspek
Spiritual
Mengenai potensi yang dimiliki klien ditinjau dari aspek
spiritualnya yaitu klien memiliki tingkat spiritual yang tinggi hal ini
dibuktikan dengan rajinnya klien dalam melakukan peribadatan kepada Allah
seperti melaksanakan sahalat 5 waktu, mengaji, dan mengerjaka perbuatan lainnya
yang diridhoi oleh Allah.
G.
Gejala Masalah
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien
“MS”, serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien
seperti pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW mengenai
gejala-gejala masalah yang diperoleh yaitu:
1. Klien “MS” dalam menceritakan sesuatu hal atau
peristiwa yang dialaminya kepada orang lain selalu berbeda.
2. Klien “MS” menutupi
kejelekan yang dialami dan menjelek-jelekkan orang lain.
H.
Konstelasi
Masalah dan
Fakta Dominan
Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan oleh praktikan terhadap klien “MS”,
serta pihak-pihak yang terkait dalam proses pertolongan terhadap klien seperti
pekerja sosial, teman seasrama klien, staf dan petugas Sub. Unit RPSTW Garut dapat diketahui bahwa permasalahan
yang dialami klien yaitu ketidak konsistenan klien
dalam menyampaikan sesuatu hal dengan yang sebenarnya (perilaku berbohong). Hal ini memang pada intinya klien ingin merasa diakui
dan disegani saja oleh teman-teman dan orang lain yang berada disekitar klien.
Sehingga keadaan yang sekarang mengakibatkan klien sedikit dijauhi oleh mereka.
Mengenai gejala-gejala yang menjadi inti permasalahan dari klien, yaitu:
1.
Klien “MS” dalam
berbicara selalu berbeda versi dengan orang yang berbeda.
2.
Klien “MS” cenderung
tidak mengakui kesalahan yang diperbuat dan memiliki kecenderungan untuk selalu
menjelek-jelekkan orang lain.
3.
Klien “MS” ingin
diakui sebagai orang yang berkedudukan tinggi dengan menceritakan harta yang
banyak kepada orang lain tetapi sesungguhnya hal itu tidak benar.
I.
Fokus Masalah Klien
Berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh praktikan maka
dapat dirumuskan bahwa yang menjadi fokus masalah klien ”MS” yaitu “Perilaku Berbohong Klien”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar